Walau standar kehidupan di Indonesia sudah meningkat, namun persentase bayi yang dilahirkan dengan tinggi badan kurang (stunting)
masih cukup tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
menyebutkan, secara nasional masih dijumpai 37,2% balita pendek.
Direktur Bina Gizi dari Kementerian Kesehatan RI Doddy Izwardi mengatakan, salah satu penyebab tingginya angka stunting di Indonesia adalah karena usia kehamilan yang terlalu muda atau di bawah 20 tahun.
"Wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun biasanya belum siap secara
fisik dan psikis. Mereka juga masih dalam masa pertumbuhan, sehingga
makanan yang masuk akan menjadi rebutan antara ibu dan janin. Akibatnya,
janin yang berada di dalam kandungan bisa kekurangan gizi sehingga
lahir stunting," jelas Doddy Izwardi di Jakarta, Senin (14/7).
Selain itu, remaja berusia di bawah 20 tahun umumnya juga mengalami
anemia. Kondisi ini sangat berbahaya bila kemudian ia hamil. "Remaja
putri umumnya mengalami anemia karena pola konsumsi yang tidak baik.
Untuk makanan, mereka sangat pemilih. Banyak yang melakukan diet tanpa
memperhatikan asupan gizi dan nutrisi harian," imbuhnya.
Karena itu, Doddy menyarankan kepada para remaja putri agar menahan
diri untuk tidak menikah muda. "Untuk remaja putri, kunsumsi makanan
yang beragam dengan nutrisi dan gizi seimbang, serta pertahankan berat
badan normal. Sebaiknya menikah di atas usia 20 tahun setelah kondisi
fisik dan psikis sudah siap," saran Doddy. | BeritaSatu
0 comments:
Post a Comment