Rowena dan suaminya Roger, bertemu ketika mereka masih remaja. Pertama kali bertemu dengan Roger, Rowena yakin kalau pemuda tampan itu adalah jodohnya. Beberapa waktu kemudian mereka berpacaran. Mereka sempat tinggal bersama sebelum akhirnya menikah dalam usia muda, 21 tahun. Sejak awal hingga sekarang Rowena mengaku kepada Daily Mail kalau ia sangat pencemburu dan terobsesi kepada suaminya. Roger yang memiliki sosok rupawan membuat Rowena selalu takut suaminya akan menjadi incaran wanita lain saat ia tak ada di sisi Roger.
Rowena memutuskan ia tak ingin memiliki anak, sebab menurutnya keberadaan anak akan mengubah hubungannya dengan Roger. Sang suami pun sepakat untuk tidak memiliki anak. Jadi ketika Rowena mengandung ia tak ragu-ragu untuk menggugurkannya. Saat Rowena mengandung untuk yang kedua kalinya, ia pun tetap kukuh untuk tak memiliki anak. Setelah melakukan aborsi Rowena meminta saluran rahimnya ditutup.
"Sejak aku bertemu Roger, aku tahu aku tidak ingin berbagi dia dengan orang lain, sekalipun itu anak kami," ucapnya. Rowena mengaku ia tidak merasa bersalah karena sudah membuang jabang bayinya. "Orang lain mungkin menuduh saya tak berperasaan, egois, dan berhati dingin. Tetapi saya tidak menyesal karena saya percaya dua kali aborsi itu telah menjadikan pernikahan semakin bahagia."
Rowena merasa ia dan Roger telah menjalani kehidupan pernikahan yang luar biasa sementara teman-temannya berjuang keras untuk mempertahankan pernikahan yang diujung tanduk karena keberadaan anak-anak yang menyita perhatian. Rowena melihat kehamilan sebagai sebuah kesalahan, sesuatu yang tidak diinginkan.
Apakah Rowena tidak pernah terpikir untuk memiliki anak hasil buah cintanya dengan Roger? "Sekarang kami berdua sudah berusia 49 tahun. Kami terlalu tua untuk memiliki anak-anak bahkan jika saya tidak melakukan sterilisasi. Ditambah lagi saya akan melalui menopause. Tapi saya masih yakin bahwa saya melakukan hal yang benar," pungkas Rowena. | Merdeka
0 comments:
Post a Comment